Bismillahi ar-rahmani ar-rahimi
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampai saat ini ada sekitar 50.000 jenis hewan bertulang
belakang (vertebrata) yang telah diketahui. Dari jumlah sebesar itu kemudian
para ilmuan di bidang Taksonomi berhasil mengelompokkannya menjadi lima kelas.
Pembagian tersebut meliputi antara lain kelas pisceiss, Amphibi, Reptil, Aves,
dan Mamalia. Mereka hidup pada semua lingkungan biologi mulai di darat, air
laut, air tawar, sampai di udara. Walaupun bentuk dan ukuran tubuhnya beragam,
tetapi semuanya mempunyai struktur dasar tubuh yang sama. Hewan bertulang
belakang umumnya terdiri dari kepala dan tubuh. Lebih dari itu, hewan bertulang
belakang yang hidup di darat dan udara biasanya memiliki leher dan kaki.
Dalam rangka menjalankan kelangsungan hidupnya, semua jenis
hewan baik vertebrata maupun invertebrate ditunjang oleh ada dan berfungsinya
organ-organ yang ada di dalam tubuh. Di dalam tubuh setiap makhluk hidup pasti
terdapat organ-organ yang mengisi tubuhnya. Organ itulah yang bekerja bak mesin
bagi kehidupan hewan tersebut. Jika salah satu organ mengalami masalah atau
kerusakan, maka organ yang lain akan terkena dampaknya pula. Bisa saja organ
yang lain tidak akan berfungsi lagi sebagaimana mestinya. Sehingga dalam waktu
yang tidak lama suatu oragnisme (hewan) akan mengalami kematian. Hal ini
tentunya akan turut mengurangi jumlah populasi spesies hewan tertentu.
Di dalam tubuh hewan, khususnya vertebrata terdapat banyak
organ yang umumnya sudah memiliki kesempurnaan. Artinya organ tersebut dapat
terlihat oleh mata tanpa harus menggunakan suatu media atau alat. Selain itu,
organ-organ tersebut juga sudah memiliki bentuk 3 dimensi yang dapat di sentuh
dan di pegang. Di dlam tubuh, semuanya telah terbagi-bagi berdasarkan fungsinya
masing-masing. Misalnya ada kelompok organ yang berfungsi sebagai sistem
pencernaan, sistem reproduksi, sistem pernafasan, dan lain-lain.
Karena masing-masing kelas hewan vertebrata memiliki
morfologi yang berbeda, pastinya struktur anatominya juga mengalami hal yang
demikian. Untuk mengatahui tentang anatomi kelompok hewan vertebrata,Maka dalam
pembahasan makalah ini akan berusaha menguraikan semaksimal mungkin mengenai
anatomi dari setiap kelas hewan vertebrata.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka kami membuat
rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Apa yang dimaksud dengan anatomi
hewan?
2.
Bagaimana anatomi setiap kelas hewan
vertebrata?
3.
Mengapa terjadi pengelompokan antar
bagian-bagian organ dari anatomi hewan?
4.
Mencangkup sistem apa saja pembagian
dari anatomi hewan tersebut?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Anatomi Hewan
Anatomi berasal dari bahasa Yunani anatomia, dari anatemnein
yang berarti memotong. Anatomi sendiri berarti cabang dari ilmu biologi yang
berhubungan dengan struktur dan organisasi dari makhluk hidup. Sedangkan
menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, anatomi dapat diartikan sebagai ilmu yang
melukiskan letak dan hubungan bagian-bagian tubuh manusia, binatang, atau
tumbuh-tumbuhan. Anatomi hewan berarti penjelasan tentang struktur tubuh bagian
dalam hewan beserta organisasinya.[1]
Dalam morfologi setiap kelas hewan vertebrata terdapat
perbedaan satu sama lain. Maka secara otomatis anatominya pula akan terjadi
perbedaan baik bentuk, lay out, maupun ukuran dari masing-masing bagiannya.
Perbedaan itu akan diketahui jika ddilakukan pembedahan terhadap jenis
masing-masing kelas. Kemudian dilanjutkan dengan pengamatan yang cermat dan
teliti. Sehingga akan dapat dilakukan perbandingan anatomi dari kelompok hewan
vertebrata.
Pada kelompok hewan tingkat tinggi sebagaimana hewan
vertebrata, biasanya memiliki anatomi tubuh yang lebih kompleks dan sempurna
daripada hewan invertebrate. Anatomi memiliki peran yang sangat urgen bagi
semua jenis makhluk hidup. Tanpa adanya struktur tubuh bagian dalam (anatomi),
semua makhluk hidup tidak akan dapat melangsungkan kehidupannya. Jika
dianalogikan dengan kegiatan industry, anatomi seperti mesin industry yang
bertugas menerima, mengolah, dann mengeluarkan berbagai zat yang telah selesai
dipergunakan oleh tubuh. Maka dari itu, guna menjalankan fungsinya sebagai
pendukung utama kehidupan suatu makhluk hidup, khususnya vertebrata,
masing-masing bagian anatomi melakukan koordinasi satu sama lain. Ini telah
terjadi secara otomatis sebagaimana yang ditakdirkan oleh Allah SWT sebagai
pengatur sekalian alam beserta ciptaanNya.
B. Anatomi Hewan Vertebrata
Seperti telah dijelaskan di depan bahwa stuktur bagian dalam
masing- masing hewan vertebrata adalah berbeda satu sama lain. Maka untuk
mengatahui lebih detailnya, dibawah ini akan diuraikan mengenai hal tersebut
satu per satu.
a.
Ikan (pisces)
b.
Katak (amphibi)
c. Burung
(aves)
d.
Hewan menyusui (mamalia)
Berdasarkan praktikum yang penulis laksanakan pada hari
jum’at, 25 November 2011 tentang morfologi dan anatomi hewan, Pada bagian dalam
tubuh (anatomi) katak tampak organ-organ sebagai berikut: jantung yang terdiri
dari 2 atrium dan 1 ventrikel, paru-paru, hati, lambung, ovarium, saluran
telur, usus halus, usus besar, kantong urine, dan kloaka.[2]
Tetapi lebih dari itu sebenarnya masih terdapat organ lain yang masih merupakan
bagian dalam atau anatomi dari binatang katak, yaitu diantaranya adalah rongga
mulut, farings, laring, kantung empedu, pangkreas, lubang hidung, trakea,
bronkus, dan ginjal.
Untuk lebih mudah memahami mengenai struktur anatomi dari
katak. Maka dibawah ini akan disajikan gambarannya.
Organ-organ
tersebut dapat dibagi menjadi :
1. sistem
pencernaan
sistem pencernaan pada katak meliputi bagian saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan katak secara
berturut-turut adalah rongga mulut, faring, kerongkongan, lambung, usus 12
jari, usus halus, usus besar dan kloaka. Kelenjar pencernaan katak meliputi
hati, kantung empedu, dan pangkreas.
2. Sistem
pernafasan
Katak memiliki sepasang paru-paru berupa kantung elastic
yang tipis. Mekanisme paru-paru terdiri dari inspirasi dan ekspirasi. Keduanya
dengan mulut tertutup. Katak memiliki tulang-tulang rusuk dan rongga badan.
Mekanisme pernafasannya diatur oleh otot-otot tulang bawah dan perut yang
saling berhubungan satu sama lain. Paru-paru divertilasi dengan pompa tekan.
Kelenjar paru-paru tiulah terutama penyebab udara keluar. Amphibi menambah
respirasi paru-paru dengan pertukaran gas melalui kulitnya yang tipis dan
basah. Sebagian besar CO2 dikeluarkan melalui kulit karena laju
vertilasi paru-paru tidak cukup untuk membawa keluwar.
Pada stadium larva katak bernafas dengan insang, sedangkan
dewasanya bernafas dengan paru-paru dan kulit. Adapun ketika katak bernafas
dengan paru-paru, organ yang dipergunakan adalah lubang hidung, farings,
trakea, bronkus, alveolus, bronkeolus, dan paru-paru. Sedangkan ketika bernafas
dengan menggunakan kulit, oksigen masuk melalui kapiler-kapiler darah, baik
saat dia air maupun saat di darat.
3. Sistem
reproduksi
Alat kelamin
jantan terdiri atas sepasang testis yang menghasilkan spermatozoid. Sedangkan
alat kelamin betina terdiri atas sepasang ovarium yang menghasilkan sel telur
(ovum).[3]
4. Sistem
Ekskresi
Amphibi memiliki alat ekskresi
berupa ginjal mesonefros. Pada katak jantan saluran ginjal bersatu dengan
saluran kelamin. Sebaliknya pada katak betina saluran ginjal dan saluran
kelamin terpisah. Ginjal amphibi berhubungan dengan ureter di vesika urinaria.[4]
5. Sistem
sirkulasi
Sistem
peredaran darah atau sirkulasi pada katak terdiri atass jantung beruang 3; 2
atrium dan 1 ventrikel, arteri, vena, sinus, venosus, kelenjar limfa, dan
cairan limfa.
C.
Hewan melata (reptile)
Reptilia merupakan vertebrata dengan kulit kering, tertutup
oleh sisik-sisik atau papan-papan epidermal. Reptilia adalah tetrapoda (hewan
dengan empat tungkai) dan menelurkan telur yang embrionya diselubungi oleh
membran amniotik.[5]
Dan merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas dengan
paru-paru.[6]
Dalam reptilia terdapat banyak ordo, termasuk Dinosaurus yang telah
punah. Satu ordo reptilia primitive yang sekarang masih hidup adalah Sphenodon
punctatum yang terdapat di Selandia Baru. Adapun reptilia yang masih ada
terbagi dalam kelas-kelas reptilia, yaitu:
1.
Ordo Chelonia
Hidup di laut, air tawar, atau didarat. Rahang-rahang tidak
bergigi tetapi berzat tanduk, tubuhnya lebar. Anus berupa celah melintang.
Ovipar, telur diletakkan dalam lubang-lubang galian yang dibuat hewan betina.
Ada 263 spesies. Contoh: kura-kura berlukis, kura-kura air tawar, penyu, dll.[7]
2.
Ordo squamata
Reptilia yang tubuhnya tertutup dengan sisik-sisik kecil
yang fleksibel. Tidak ada rusuk abdominal. Terdiri dari sub ordo:
a. ordo Lacertilia
(Sauria), tubuh
panjang tetapi kurang dari 30cm, kaki 4 buah yang kadang tereduksi atau hilang
sama sekali. Terbukanya mulut terbatas (tidak seperti ular). Kelopak mata
biasanya dapat digerakkan, bentuk lidah bercabang, mempunyai kandung kemih.
Contoh: tokek, bunglon, komodo, kadal, dll.
b. Sub ordo Ophidian
(ular), tidak
mempunyai kaki, lubang telinga, tulang dada, dan kandung kemih tidak ada. Bola
mata tidak dapat digerakkan, tertutup oleh sisik transparan. Tidak mempunyai
kelopak mata. Lidah panjang, bercabang dua dapat dijulurkan keluar. Paru-paru
kiri tereduksi, gigi panjang dan gilig, terdapat pada rahang atas,
langit-langit mulut.[8]
3.
Ordo Crocodilia
Reptilia
besar, berkulit tebal, bilik jantung terbagi sempurna menjadi ventrikal kiri
dan ventrikal kanan. Hidup di laut atau air tawar. Tubuh panjang dan kepala
besar. Rahang sangat kuat dengan gigi konis, tumpul. Kaki berjumlah empat
pendek, jari-jari berkuku, ekor panjang pipih, kulit tebal, lubang telinga
kecil tertutup kulit. Lidah tidak dapat di julurkan. Tidak mempunyai kamdum
kemih. Ovivar, telur di letakkan di dalam daun-daun busuk. Contoh: buaya. [9]
Adapun
bagian organ-organ pada reptilia antara lain:
6. Sistem
Respirasi
Umumnya reptilia mempunyai trachea yang panjang
dimana dindingnya disokong oleh sejumlah cincin cartilago. Larinx
terletak di ujung anterior trachea. Dinding larinx ini disokong oleh cartilago
cricoida dan cartilago anytenoidea.
Kearah posterior trachea membentuk percabangan
(bifurcatio) menjadi bronchus kanan dan bronchus kiri, yang masing-masing
menuju ke pulmo kanan dan pulmo kiri. Sistem respirasi pada mabounya seperti
ini sudah setingkat lebih tinggi bila dibandingkan dengan respirasi rana Sp,
yaitu rana Sp tidak mempunyai trachea sedang mabouya Sp. Jelas sudah mempunyai
trachea.
7. Sistem
Pencernaan (Digestorium).
Pada sistem pencernaan dibedakan antara tractus
digestivus dan glandula digestoria.
1.
Tractus Digesntivum terdiri dari cavum oris,
pharynx, esophagus, vetriculus, intestinum tenve, cecum, intestinum crassum dan
cloaca. Didalam cavum oris terdapat dentes yang berbentuk canus. Dentes ini
berbentuk pleurodont, artinya menempel pada sisi samping gigiva, sedikit
melengkung ke arah medial cavum oris. Pada mabouya tidak kita jumpai dentes
palatini. Selain itu dalam cavum oris terdapat lingua yang berpangkal pada Os
hyldeum di sebelah caudal cavum oris, ujungnya bersifat befida.
2.
Ventriculus pada mabouya
ini berdinding musular yang tebal dari bentuk cylindris. Intestinum crassum
berfungsi sebagai rectum. Cecum merupakan batas antara instestinum tenve dan
intestinum crassum.
3.
Glandula digestaria, terdiri dari hepar dan
pancreas, empedu yang dihasilkan oleh hepar ditampung kantong yang disebut
vesica fellea. Hepar terdiri atas 2 lobi, yaitu sinister dan dekter dan
berwarna coklat kemerahan. Vesica fellea terletak pada tapi coudal lobus dexter
hepatis. Pancreas terletak dalam suatu lengkung antara ventriculus dan
duodenum.
8. Reproduksi
pada Reptilia
a.
Jantan
1) Memiliki alat kelamin khusus : HEMIPENIS
2) Sepasang testis
3) Memiliki epididimis
4) Memiliki vas deferens
b.
Betina
1) Memiliki sepasang ovarium
2) Memiliki saluran telur (oviduk)
3) Berakhir pada saluran kloaka
Kelompok reptil seperti kadal, ular dan
kura-kura merupakan hewan-hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh
(fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat ovipar, namun ada juga reptil
yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular garter atau
kadal akan menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun makanannya diperoleh
dari cadangan makanan yang ada dalam telur. Reptil betina menghasilkan ovum di
dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil
jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang
saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari
epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis.
Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat
dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat kelompok
hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke
dalam saluran kelamin betina.
Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma
akan melalui oviduk dan pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan
dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan
setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil,
telur ditanam dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam
telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah.
Hewan reptil seperti kadal, iguana laut,
beberapa ular dan kura-kura serta berbagai jenis buaya melewatkan sebagian
besar hidupnya di dalam air. Namun mereka akan kembali ke daratan ketika
meletakkan telurnya.[10]
9. Sistem
Ekskresi Pada Reptil
Sistem ekskresi pada reptil berupa ginjal,
paru-paru,kulit dan kloaka. Kloaka merupakan satu-satunya lubang untuk
mengeluarkan zat-zat hasil metabolisme.Reptil yang hidup di darat sisa hasil
metabolismenya berupa asam urat yang dikeluarkan dalam bentuk bahan setengah
padat berwarna putih.[11]
GAMBAR
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Beradasarkan pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa anatomi hewan vertebrata meliputi semua organ yang ada di dalam tubuh
hewan tersebut. Meskipun pada masing-masing jenis memiliki perbedaan mengenai
ukuran, jumlah, bentuk dan letak antar bagian anatominya. Tetapi pada umumnya
anatomi semua hewan vertebrata adalah sama yakni meliputi rongga mulut,
kerongkongan, jantung, paru-paru, hati, ginjal, ovarium (betina), testis
(jantan), kantong urine, lambung, usus halus, usus besar, dan lubang pelepasan
Dari masing-masing organ tersebut telah mempunyai fungsi
tersendiri sebagai penyusun tubuh suatu hewan. Mereka terbagi-bagi dalam
kelompok-kelompok tertentu, seperti kelompok sistem pencernaan, kelompok Sistem
pernafasan, kelompok Sistem reproduksi, kelompok Sistem Ekskresi, dan kelompok
Sistem sirkulasi.
Organ-organ yang termasuk dalam sistem pencernaan pada
umumnya adalah rongga mulut, pharings, kerongkongan, lambung, usus halus, usus
besar, dan lubang pelepasan. Organ pernafasan sebagian besar adalah paru-paru.
Kecuali pada ikan dan katak yang masih larva, karena mereka bernafas
menggunakan insang. Organ reproduksi yaitu testis untuk jantan dan ovarium
untuk betina. Sedangkan organ ekskresi adalah ginjal. Dan organ sirkulasinya
adalah jantung.
Semua organ yang ada dalam tubuh hewan tersebut memiliki
fungsi yang sangat penting. Mereka saling berkoordinasi satu sama lain dalam
menunjang kehidupan suatu hewan. Karena tanpa dukungan organ-organ yang mengisi
bagian dalam tubuhnya, hewan tersebut akan mengalami kematian dan tidak dapat
ada seperti sekarang ini
[1] http://downloads.ziddu.com/downloadfile/13989286/402_Makalah_Anatomi_Hewan_Vertebrata_dan_Invertebrata.doc.html
[2] Praktikum
sains 1 pada tanggal 25 November 2001 di Laboratorium terpadu Uin suka Pada jam
10.15 WIB
1 komentar:
informatif. trima kasih telah berbagi... semoga barakah y ilmunya, aamiin
Posting Komentar