1. Tikus Punya Penciuman "Stereo"
Kenneth Catania
Tikus rumah jenis Scalopus aquaticus
Untuk mengungkap hal itu, Kenneth Catania dari vanderbilt University di Nashville, Amerika Serikat melakukan beberapa eksperimen. Ia meletakkan tikus dengan nama spesies Scalopus aquaticus itu dalam bilik kecil yang dilengkapi 15 lubang berisi beragam cacing.
Dalam eksperimen pertama, Catania menutup setiap lubang dengan plastik. Ia mendeteksi saat tiksu mengendus bau dengan mengamati perubahan tekanan dalam skala kecil. Catania juga merekam perilaku tikus dengan kamera.
"Ini mengagumkan. Tikus mampu menemukan makanan dalam waktu kurang dari lima detik dan langsung pada makanan yang dituju hampir setiap kali. Mereka punya penciuman yang ultra sensitif," ungkap Catania seperti dikutip AFP, Selasa (5/2/2013).
Dalam eksperimen kedua, Catania menyumbat salah satu lubang hidung dengan tabung berbahan polyethylene. Tikus diketahui menggunakan lubang hidung lain untuk mencium makanan dan pada akhirnya berhasil menemukannya.
Pada akhirnya, Catania menyumbat kedua lubang hidung dengan tabung. Namun, tabung dibalik sehingga hidung sebelah kiri mencium senyawa yang biasa dicium oleh lubang sebelah kanan, dan sebaliknya.
Saat catania mengamati tikus pada eksperimen terakhir, tikus terus bergerak maju dan mundur berupaya mengendus makanan. Namun, yang mengejutkan, tikus ternyata tak mampu menemukan makanan yang disukainya.
"Fakta bahwa tikus rumah menggunakan bau stereo untuk menemukan makanan menunjukkan bahwa mamalia lain yang sangat bergantung pada indera penciumannya, seperti anjing dan babi, juga memiliki kemampuan ini," papar Catania.
2. Tikus Paling Perkasa di Dunia Memakan Kalajengking
Carnivora Forum
Onychomys torridus
Bagaimana tikus itu bisa menjadi begitu hebat? Ilmuwan mengatakan, tikus itu memang terlahir untuk menjadi perkasa, menjatuhkan mangsa yang lebih besar darinya. Tikus tersebut tampaknya dipelihara oleh induk jantan dan betinanya serta belajar perkasa dari induk jantannya.
Semakin dewasa, tikus ini semakin menunjukkan kekuatannya. Jenis tikus belalang ini tak mau membuat sarang sendiri, tetapi merebut tempat hewan pengerat lain. Jika perlu, tikus belalang ini akan menyerang si pemilik sarang. Saat kepepet, tikus ini bahkan akan memakan jenisnya sendiri.
Saking perkasanya, tikus ini pun tak takhluk pada jenis kalajengking yang hidup di Arizona, Centruroides sp. Racun kalajengking itu mampu membuat manusia mengalami gagal pernapasan. Namun, tikus ini menunjukkan kekebalannya. Bukan mati, O torridus malah bisa memakan si kalajengking.
Ashlee Rowe dari Sam Houston State University di Texas mencoba mengungkap rahasia keperkasaan tikus ini. Ia menginjeksikan racun kalajengking dalam jumlah kecil pada tikus biasa dan tikus belalang O torridus.
Ilmuwan mengetahui bahwa racun kalajengking tak berdampak banyak pada O torridus. Dalam riset lebih lanjut, Rowe mengetahui bahwa kekebalan itu terjadi karena O torridus mengalami mutasi pada protein bernama Nav1.8.
New Scientist memberitakan, Jumat (11/1/2013), biasanya racun kalajengking mengaktifkan protein Nav1.7 sehingga rasa sakit bisa diteruskan ke otak. Karena ada mutasi Nav1.8, rasa sakit itu tak diteruskan ke pusat syaraf. Hasil riset ini dipresentasikan di pertemuan Society for Integrative and Comparative Biology minggu lalu.
3. Seekor "Tikus Raksasa" Hebohkan Warga Bireuen
Inilah binatang mirip tikus namun berukuran lebih besar yang
membuat heboh masyarakat Dusun Gle Melayu, Desa Gampong Raya Tambo,
Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen.
Seekor binatang mirip tikus namun berukuran lebih besar membuat heboh masyarakat Dusun Gle Melayu, Desa Gampong Raya Tambo, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen. Bentuknya yang tak lazim membuat ratusan warga berdesakan melihat hewan ini, Selasa (23/10/2012).
Binatang ini pertama kali ditemukan, Senin kemarin, oleh Irwansyah (30). Tikus "raksasa" itu berada dalam lubang sedalam satu meter yang hendak digali untuk saluran WC. Sebelumnya, warga setempat mengaku selama dua hari terakhir kerap melihat binatang itu berlarian di antara permukiman warga.
“Setelah ditangkap, tikus ini kami amankan dalam kandang ayam miliknya Suryadi, warga setempat,” kata Basri, warga Gampong Raya Tambo.
Akibat antusias warga begitu tinggi, tikus ini kerap berputar-putar di dalam kandang dan makin menyedot rasa ingin tahu mereka.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, kemunculan binatang seperti ini sudah beberapa kali terjadi di Kabupaten Bireuen. Sebelumnya, terjadi di Kecamatan Kuala pada 2008.
Menurut catatan Kompas.com, hewan yang disebut "tikus raksasa" itu dikenal sebagai moon rat atau sering disebut landak berbulu. Moon rat adalah mamalia berukuran sekitar 25 cm yang mampu mengeluarkan bau tajam dengan kadar amonia yang kuat. Ada dua subspesies moon rat yang dikenal di Indonesia, yaitu Echinosorex gymnura gymnura di Sumatera dan Echinosorex gymnura alba di Kalimantan.
4. Tikus Hebat Tutup Luka Tanpa Bekas
Ashley W. Seifert
Citra mikroskopik jaringan kulit tikus Afrika sebelum dan
sesudah regenerasi. Tikus tersebut mampu melakukan regenerasi dengan
cepat, menutup luka tanpa bekas.
Tikus Afrika yang dipelajari termasuk
dalam genus Acomys. Saat diserang, tikus akan melepaskan kulitnya,
kehilangan bagian penutup tubuh itu hingga 60 persen. Namun, regenerasi
berlangsung dengan cepat. Tikus bisa mendapatkan kulit baru dalam
waktu singkat.
Tim biolog yang dipimpin oleh Ashley W. Seiferat dari University of Florida menangkap dua tikus jenis ini dan mempelajarinya. Paper hasil penelitian mereka dipublikasikan di Jurnal Nature Kamis (27/9/2012).
Tim biolog yang dipimpin oleh Ashley W. Seiferat dari University of Florida menangkap dua tikus jenis ini dan mempelajarinya. Paper hasil penelitian mereka dipublikasikan di Jurnal Nature Kamis (27/9/2012).
"Hewan ini terkenal bisa
menghilangkan ekornya, tetapi tidak ada seorangpun yang melaporkan
bahwa mereka bisa melepaskan kulit dari tubuh mereka sendiri," kata
Seifert seperti dikutip Discovery, Rabu (26/9/2012).
Seifert dan rekan-rekannya menjebak dua tikus di Kenya, yakni jenis Acomys kempi dan Acomys percivali. Saat
dipegang saja, kulit kedua jenis tikus tersebut langsung lepas.
Peneliti membandingkan dua cara memegang yang berbeda, dengan handuk dan
tisu.
Setelah tiga hari, lima dari enam bekas luka yang timbul saat penangkapan tertutup dengan sempurna. Lebih mengesankan lagi, tikus ini dapat menumbuhkan kembali rambut yang rusak dan mengembalikan warna aslinya dalam waktu 30 hari.
Setelah tiga hari, lima dari enam bekas luka yang timbul saat penangkapan tertutup dengan sempurna. Lebih mengesankan lagi, tikus ini dapat menumbuhkan kembali rambut yang rusak dan mengembalikan warna aslinya dalam waktu 30 hari.
Elly Tanaka,
profesor dari Technical University of Dresden yang fokus pada studi
model regenerasi hewan, mengatakan bahwa regenerasi secara cepat adalah
hal yang sangat sulit bagi mamalia. Pertumbuhan dan regenerasi
tercepat ditemukan pada amfibi seperti salamander.
Untuk menguji seberapa baik kemampuan tikus ini dalam regenerasi jaringan, biolog melukai telinga tikus. Setelah diamati, lubang-lubang tersebut ternyata bisa menutup sempurna. Kemampuan regenerasi tikus tak kalah dengan kemampuan salamander menumbuhkan kembali bagian tubuhnya.
Untuk menguji seberapa baik kemampuan tikus ini dalam regenerasi jaringan, biolog melukai telinga tikus. Setelah diamati, lubang-lubang tersebut ternyata bisa menutup sempurna. Kemampuan regenerasi tikus tak kalah dengan kemampuan salamander menumbuhkan kembali bagian tubuhnya.
Penelitian
ini menunjukkan bahwa mamalia memiliki kemampuan regenerasi lebih
tinggi dari yang diduga. Meski demikian, tak diketahui apakah kemampuan
regenerasi juga berpengaruh pada kekebalan tikus.
Seifert mengatakan bahwa ia dan rekan-rekannya akan terus mempelajari tikus ini. Mereka berencana untuk mengembangbiakkan tikus ini di Amerika Serikat sehingga riset tentang regenerasi bisa dilakukan secara intensif. Ke depan, prospeknya tak sekedar menyembuhkan luka tanpa bekas.
Tikus terbukti merupakan salah satu jenis hewan yang cerdas dalam
membuat keputusan. Inilah hasil studi yang diterbitkan di Journal of
Neuroscience, Rabu (14/3/2012).
Anne Churchland dari Cold Spring Harbor Laboratory adalah peneliti di balik penemuan tersebut. Dalam penelitian, Churchland merangsang tikus dengan beragam stimulus suara dan visual sehingga tikus bisa mengolah informasi, mengenali pola komunikasi, hingga akhirnya menafsirkan.
Kurva hasil analisis statistik dari respon yang diperlihatkan tikus diketahui bahwa kemampuannya mengambil keputusan secerdas manusia. "Ini adalah bukti pertama pada hewan pengerat," ungkap Churchland seperti dikutip AFP, Rabu (14/3/2012).
Penelitian ini ke depan bisa berguna dalam studi tentang autisme dan dapat membantu penderita autisme dalam mengatasi masalahnya. Orang dengan autisme sering sulit membedakan mana yang harus diperhatikan dan mana yang tidak.
"Kita bisa memakai model tikus kita untuk melihat sebabnya sehingga bisa memahami bagaimana otak menggabungkan informasi dari berbagai sensor dan dengan posisi lebih baik sehingga bisa membantu mengembangkan pengobatan pada orang dengan penyakit tersebut," ungkap Churchland.
Seifert mengatakan bahwa ia dan rekan-rekannya akan terus mempelajari tikus ini. Mereka berencana untuk mengembangbiakkan tikus ini di Amerika Serikat sehingga riset tentang regenerasi bisa dilakukan secara intensif. Ke depan, prospeknya tak sekedar menyembuhkan luka tanpa bekas.
5. Tikus Cerdas Membuat Keputusan
AFP
Tikus hasil rekayasa genetika yang bisa berkicau.
Anne Churchland dari Cold Spring Harbor Laboratory adalah peneliti di balik penemuan tersebut. Dalam penelitian, Churchland merangsang tikus dengan beragam stimulus suara dan visual sehingga tikus bisa mengolah informasi, mengenali pola komunikasi, hingga akhirnya menafsirkan.
Kurva hasil analisis statistik dari respon yang diperlihatkan tikus diketahui bahwa kemampuannya mengambil keputusan secerdas manusia. "Ini adalah bukti pertama pada hewan pengerat," ungkap Churchland seperti dikutip AFP, Rabu (14/3/2012).
Penelitian ini ke depan bisa berguna dalam studi tentang autisme dan dapat membantu penderita autisme dalam mengatasi masalahnya. Orang dengan autisme sering sulit membedakan mana yang harus diperhatikan dan mana yang tidak.
"Kita bisa memakai model tikus kita untuk melihat sebabnya sehingga bisa memahami bagaimana otak menggabungkan informasi dari berbagai sensor dan dengan posisi lebih baik sehingga bisa membantu mengembangkan pengobatan pada orang dengan penyakit tersebut," ungkap Churchland.
Sumber : AFP, DISCOVERY,NewScientist,
1 komentar:
As the safety of an energy drink debate rages, includes ice cream,
cheese, butter, and even cream in your morning coffee.
If it arches inward too since the P90 X Workout program how to
order p90x in australia seems to have a fantastic one.
Workout how to order p90x in australia Buddies: When you have
a round of P90x and Insanity and have gotten great results
with both programs.
Feel free to visit my site ... %anchor_text%
Posting Komentar