BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah
Tumbuhan
merupakan salah satu penopang hidup manusia yang sangat penting. Di samping
itu, tumbuhan juga memiliki peranan yang sangat penting untuk perkembangan
mahluk hidup. Untuk itu mahasiswa yang mempelajari ilmu sains diharapkan bisa
meneliti morfologi dari pada berbagai jenis tumbuhan..
Dari
permasalahan di atas, mahasiswa diharapkan bisa membahas tentang pengamatan di
lapangan tentang morfologi daun, batang dan akar.
1.2 Rumusan Masalah
Dari
latar belakang di atas, kami akan menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan
morfologi daun, batang dan akar. Adapun masalah-masalah yang kami sampaikan
adalah:
1.2.1 Apa saja tanaman-tanaman yang diamati ?
1.2.2 Bagaimana bentuk morfologi dan
filotaksis daun, batang dan akar pada tanaman tertentu ?
1.2.3. Bagaimana perbedaan morfologi
tumbuhan dikotil dan monokotil ?
1.3 Tujuan PenelitianAdapun tujuan
penulisan makalah ini adalah:
1.3.1
Mahasiswa bisa mengenal berbagai jenis tumbuhan.
1.3.2 Mahasiswa dapat
mendeskripsikan secara morfologis dan filotaksis, berbagai jenis tumbuhan yang
di jumpai.
1.3.3 Mahasiswa dapat
mengklasifikasikan tumbuhan yang diamati sesuai dengan system tata nama
(nomenclature) tumbuhan.
1.3.4 Mahasiswa mampu
mengkomunikasikan hasil pengamatan yang dilakukan, baik secara lisan maupun
tulisan dengan membuat makalah.
1.3.5 Mahasiswa mempunyai
keterampilan sosial (sosial skills) seperti: ketermpilan bekerja dalam
kelompok, keterampilan melakukan observasi, dan ketermpilan berkomunikasi lisan
dan tulisan.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun
manfaat yang didapat dalam mengadakan observasi di areal kampus adalah:
1.4.1 Mendapat pengalaman dan ilmu
selama melakukan observasi.
1.2 Menemukan dan melihat secara langsung tumbuhan yang ada di areal kampus.
1.3 Mampu mengklasifikasikan morfologi dan filotaksis tumbuhan yang ditemukan.
1.2 Menemukan dan melihat secara langsung tumbuhan yang ada di areal kampus.
1.3 Mampu mengklasifikasikan morfologi dan filotaksis tumbuhan yang ditemukan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Morfologi Tanaman Bayam
Nama latin : (Amarantus Spec div)
System pucuk : Terdapat batang dan daun yang deluk
pada buku atau internodus. Pada ketiak muncul kuncup aksilar dan pada ujung
muncul kuncup internal.
System akar : Tunggang atau dikotil.
Deskripsi tanaman : Tanaman bayam
termasuk semak, berbatang tegak, bentuk bulat, warna hijau kekuningan. Daun
tunggal, berseling, bentuk bulat telur (ovatus), tepi rata (integer), ujung
runcing (acutus), pangkal tumpul, warna hijau muda sampai hijau kekuningan.
Perbungaan bentuk malai, melekat di ketiak daun, kelopak berbagi lima, mahkota
bunga berwarna hijau keunguan. Buah batu, biji bulat, mengkilat, warna coklat
kehitaman.
Habitat: Tumbuh liar dan sebagai tanaman budidaya, sebagai sayuran, hidup pada tanah lembab pada dataran rendah hingga 900 M di permukaan laut.
Habitat: Tumbuh liar dan sebagai tanaman budidaya, sebagai sayuran, hidup pada tanah lembab pada dataran rendah hingga 900 M di permukaan laut.
2.2 Morfologi Tanaman Tomat
Nama
latin : (Solanum lycopersicum L. )
System pucuk : Terdapat batang atau daun yang melekat
pada buku atau internodus, termasuk daun majemuk menyirip gasal, tidak
sempurna. Bunga tumbuh di ketiak, kuncup aksiler yang merupakan bunga sempurna
karena terdapat putik dan benang sari sehingga dapat langsung terjadi
pembuahan. Bisa juga pada ujung batang terdapat kuncup terminal.
System akar : Tunggang atau dikotil.
Deskripsi tanamam : Tanaman tomat
berasal dari Amerika tropis, ditanam sebagai tanaman buah di ladang,
pekarangan, atau ditemukan liar pada ketinggian 1--1600 m dpl. Tanaman ini
tidak tahan hujan, sinar matahari terik, serta menghendaki tanah yang gembur
dan subur. Terna setahun ini tumbuh tegak atau bersandar pada tanaman lain,
tinggi 0,5--2,5 m, bercabang banyak, berambut, dan berbau kuat. Batang bulat,
menebal pada buku-bukunya, berambut kasar warnanya hijau keputihan. Daun
majemuk menyirip, letak berseling, bentuknya bulat telur sampai memanjang,
ujung runcing (acutus), pangkal membulat, helaian daun yang besar tepinya
berlekuk, helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi, panjang 10--40 cm,
warnanya hijau muda. Bunga majemuk, berkumpul dalam rangkaian berupa tandan,
bertangkai, mahkota berbentuk bintang, warnanya kuning. Buahnya buah buni,
berdaging, kulitnya tipis licin mengkilap, beragam dalam bentuk maupun
ukurannya, warnanya kuning atau merah. Bijinya banyak, pipih, warnanya kuning
kecokelatan. Buah tomat bisa dimakan langsung, dibuat jus, saus tomat, dimasak,
dibuat sambal goreng, atau dibuat acar tomat. Pucuk atau daun muda bisa
disayur. Buah tomat yang umum ada di pasaran bentuknya bulat. Yang berukuran
besar, berdaging tebal, berbiji sedikit, dan berwarna merah disebut sebagai
tomat buah. Tomat jenis ini biasa disantap segar sebagai buah. Yang berukuran
lebih kecil dikenal sebagai tomat sayur karena digunakan di dalam masakan. Yang
kecil-kecil sebesar kelereng disebut tomat ceri dan digunakan untuk campuran
membuat sambal atau dalam hidangan selada.
Habitat: Sebagai tanaman budidaya, sebagai campuran sambal, hidup pada tanah lembab pada dataran rendah hingga 900 M di permukaan laut.
Habitat: Sebagai tanaman budidaya, sebagai campuran sambal, hidup pada tanah lembab pada dataran rendah hingga 900 M di permukaan laut.
2.3 Morfologi Tanaman Padi
Nama latin : (Oryza sativa)
System pucuk : Terdapat batang dan daun yang
melekat pada buku atau internodus. Pada ujung batang keluar kuncup atau bunga
terminal. Bunga ini terdapat putik dan benang sari sehingga dapat terjadi
pembuahan, bunga akan menjadi buah.
System akar : berakar serabut atau monokotil.
Deskripsi tanamam : Tanaman padi
termasuk dalam suku padi-padian atau Poaceae (sinonim Graminae atau
Glumiflorae). Sejumlah ciri suku (familia) ini juga menjadi ciri padi, misalnya
• daun berbentuk lanset (sempit
memanjang),
• urat daun sejajar,
• tepi daun rata (integer),
• ujung daun runcing (acutus),
• permukaan daun kasar dan berbulu,
• memiliki pelepah daun,
• bunga tersusun sebagai bunga
majemuk dengan satuan bunga berupa floret,
• floret tersusun dalam spikelet,
khusus untuk padi satu spikelet hanya memiliki satu floret,
• buah dan biji sulit dibedakan
karena merupakan bulir (Ing. grain) atau kariopsis.
Habitat : Sebagai tanaman budidaya,
sebagai makanan pokok, hidup pada tanah lembab dan becek pada dataran rendah
hingga 100 M di permukaan laut.
2.4 Morfologi Tanaman jagung
Nama
latin : (Zea mays L.)
Pucuk : Terdapat batang ,daun yang
duduk atau melekat pada internodus. Jagung memiliki bunga jantan dan bunga
betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga
memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada
jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan
tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk
sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol.
Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun.
System
aka : berakar serabut
atau monokotil.
Deskripsi tanamam : Tanaman jagung adalah tanaman semusim.
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan
dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan
vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman
jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara
1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa
diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun
beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung
tidak memiliki kemampuan ini. Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya
memanjang, merupakan bangun pita (ligulatus), ujung daun runcing (acutus), tepi
daun rata (integer), Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun
sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang
berambut. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung
umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai
tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas
sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan
(seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini.
Morfologi pokok jagung :
1. Jagung adalah tanaman semusim
yang mengambil masa lebih kurang 3 bulan untuk matang.
2. Akar sokong pada pangkal batang
menolong menyokong pokok.
3. Batang runggal, berbentuk
silinder, panjang dan ditutupi dengan upih daun dan mempunyai buku yang lebih
rapat dekat pada pangkal.
4. Daun tirus dan panjang dengan
urat yang selari.
5. Rambut jagung (jambak bunga
jantan) yang terdapat di hujung batang pokok menghasilkan biji-biji debunga
sebelum bunga betina matang.
6. Tongkol yang terdapat di ketiak
daun pokok matang mengandungi biji benih jagung.
7. Jambak bunga betina (stil) yang
panjang dan berupa sutera terdapat di tongkol muda dan menerima cepu bunga
jantan.
8. Pembuahan adalah dibantu oleh
angin.
9. Biji atau kernal mengandungi tiga
bahagian yaitu, perikarpa, endosperma dan embrio.
Habitat : Tanaman jagung sebagai tanaman
budidaya, sebagai sayuran, hidup pada tanah lembab pada dataran rendah hingga
500 M di permukaan laut.
2.5 Klasifikasi Tanaman Menurut
Klasifikasi Tradisional dan Klasifikasi Raunkier
NO Spesies Tumbuhan Bentuk Hidup
NO Spesies Tumbuhan Bentuk Hidup
Klasifikasi Tradisional Klasifikasi
Raunkier Keterangan
1 Adenium Semak Nanofanerofit Tinggi
0,25 - 2 m
2 Kamboja Pohon Kecil Mesofanerofit
Tinggi 7,5 - 30 m
3 Melati Air Herba Hidrofit Hidup di
air
4 Kembang sepatu Semak Nanofanerofit
Tinggi 0,25 - 2 m
5 Mangga Pohon Kecil Mesofanerofit
Tinggi 7,5 - 30 m
6 Cokelat Pohon Kecil Mikrofanerofit
Tinggi 2 - 7,5 m
7 Kopi Pohon Kecil Nanofanerofit
Tinggi 0,25 - 2 m
8 Pisang Terna Terofit Tinggi 2 – 4
m
9 Alpukat Pohon Mesofanerofit
Diameter .> 40 cm
10 Jambu Biji Pohon Kecil
Mesofanerofit Tinggi 7,5 - 30 m
11 Kelapa Pohon Mesofanerofit
Diameter .> 40 cm
12 Nangka Pohon Megafanerofit
Diameter .> 40 cm
13 Cempaka Pohon Kecil Mesofanerofit
Tinggi 7,5 - 30 m
14 Melinjo Pohon Kecil Mesofanerofit
Tinggi 7,5 - 30 m
15 Mengkudu Pohon Kecil
Mesofanerofit Tinggi 7,5 - 30 m
16 Durian Pohon Mesofanerofit
Diameter .> 40 cm
17 Cabai Semak Nanofanerofit Tinggi
0,25 - 2 m
18 Melon Herba Terofit Tinggi 0,25 -
2 m
19 Tomat Herba Terofit Tinggi 0,25 -
2 m
20 Blimbing Pohon Kecil
Mikrofanerofit Tinggi 2 - 7,5 m
2.6 Perbedaan Tumbuhan Dikotil dan
Monokotil
(1) Perbedaannya; NO Bagian Tumbuhan
Dikotil Monokotil
1 Bentuk akar Memiliki sistem akar
tunggang Memiliki sistem akar serabut
2 Bentuk sumsum atau pola tulang daun Menyirip atau menjari Melengkung atau sejajar
3 Kaliptrogen / tudung akar Tidak terdapat ada tudung akar. Ada tudung akar / kaliptra
2 Bentuk sumsum atau pola tulang daun Menyirip atau menjari Melengkung atau sejajar
3 Kaliptrogen / tudung akar Tidak terdapat ada tudung akar. Ada tudung akar / kaliptra
4 Jumlah keping biji atau kotiledon
Ada dua buah keping biji satu buah keping biji saja
5 Kandungan akar dan batang Ada kambium Tidak terdapat kambium
5 Kandungan akar dan batang Ada kambium Tidak terdapat kambium
6 Jumlah kelopak bunga Biasanya
kelipatan empat atau lima Umumnya adalah kelipatan tiga
7 Pertumbuhan akar dan batang
Bisa tumbuh berkembang menjadi
membesar Tidak bisa tumbuh berkembang menjadi membesar
8 Batang Bercabang, tidak beruas-ruas
Tidak bercabang, tetapi berruas-ruas
(2). Manfaat mempelajari bentuk
hidup suatu tumbuhan adalah kita dapat mengklasifikasikan dan
membandingkan struktur komunitas, misalnya; Struktur dikotil dan monokotil,
jenis-jenis tumbuhan, dan manfaat dari pada tumbuhan tersebut bagi kehidupan
manusia.
(3). Perbedaan antara Klasifikasi
Tradisional dengan Klasifikasi Raunkier:
a. Klasifikasi Tradisional di dasarkan atas macam batangnya.
a. Klasifikasi Tradisional di dasarkan atas macam batangnya.
b. Klasifikasi Raunkier di dasarkan
atas jarak antaara permukaan tanah dan posisi tinggi kuncup-kuncup yang membawa
tumbuhan pada musim yang tidak menguntungkan.
2.7 Morfologi Daun Jeruk Bali
Klasifikasi
: Kingdom : Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Sapindales
Famili
: Rutaceae
Genus
: Citrus
Spesies
: Citrus grandis
Nama
dagang/nama umum :Jeruk Bali
Dalam klasifikasi tradisional Jeruk
Bali termasuk pohon kecil, dan dalam klasifikasi Raunkier, termasuk
Mikrofanerofit (tumbuhan di udara).
Deskripsi tanamam : Tumbuhan jeruk
mempunyai bentuk helaian daun bangun ovalis, ujung helaian daun tumpul
(serratus), tepi helaian daun beringgit (crenatus), pangkal helaian daun
meruncing, tekstur daun tebal, permukaan daun licin (lacvis) dan mengkilap
(nitidus), daun tunggal menyirip, termasuk bangun daun tidak lengkap.
Batang ( caulis ) : Tanaman citrus memiliki batang yang
tergolong dalam batang berkayu ( lignosus ), yaitu batang yang biasanya keras
dan kuat, karena sebagian besar terdiri dari kayu. Batangnya berbentuk bulat (
teres ), berduri ( spinosus ) pendek, kaku dan juga tajam. Selain itu arah
tumbuh batangnya mengangguk ( nutans ), dimana batangnya tumbuh tegak lurus ke
atas tetapi ujungnya lalu membengkok kembali ke bawah.
System
akar : Tunggang atau dikotil.
Bunga
jeruk bali majemuk ( inflorescentia ), tersusun dalam malai yang keluar dari
ketiak daun, bunga berbentuk bintang, diameter 1.5 - 2.5 cm, berwarna putih,
baunya harum.
Jeru Bali mempunyai rumus daun 2/5.
Jeru Bali mempunyai rumus daun 2/5.
2.8 Morfologi Daun Kamboja (Jepun)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Kingdom : Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Apocynales
Famili
: Apocyanaceae
Genus
: Plumeria
Spesies
: Plumeria acuminate Ait.
Nama dagang/nama umum : Kamboja,
Kamoja
Dalam klasifikasi tradisional
Kamboja termasuk pohon kecil, dan dalam klasifikasi Raunkier, termasuk
Mesofanerofit (tumbuhan di udara).
Deskripsi tanamam : Tanaman kamboja
mempunyai pohon dengan tinggi batang 1,5 sampai 6 m, bengkok dan mengandung
getah. Tumbuhan asal Amerika ini biasanya ditanam sebagai tanaman hias di
pekarangan, taman. Tumbuh di daerah dataran rendah 1 sampai 700 m di atas
permukaan laut. Rantingnya besar, daun berkelompok rapat pada ujung ranting,
bertangkai daun panjang, daun memanjang berbentuk lanset (lanccolatus), panjang
daun 20-40 cm, lebar 6-12,5 cm. Ujung daun meruncing (acuminatus), pangkal daun
menyempit , tepi daun rata (integer), tulang daun menyiri, permukaan daun kasap
(scaber), warna daun hijau muda sampai hijau tua tidak berbulu. Termasuk bangun
daun tidak lengkap. Bunga dalam malai rata berkumpul di ujung ranting, kelopak
kecil ,sisi dalam tanpa kelenjar, mahkota berbentuk corong, sisi dalam
berembut, sisi luar kemerahan atau putih, sisi dalam agak kuning , putih, atau
merah, berbau harum. Tangkai putik pendek, tumpul, lebar, bakal buah satu atau
dua, saling berjauhan, berbentuk tabung gepeng memanjang, panjang 18-20 cm,
lebar 1-2 cm.
Batang ( caulis ) : Batang kamboja berkayu dengan warna putih
kekuning-kuningan dibungkus kulit
yang tebal.
System
akar : Tunggang
atau dikotil.
Kamboja mempunyai rumus daun 3/8.
2.9 Morfologi Daun Andong
DAUN ANDONG (Cordyline Frusticosa)
Kasifikasi:
•
Divisi: Spermatophyta
•
Sub divisi: Angiospermae.
•
Kelas: Monocotyledoneae
•
Bangsa: Liliales
•
Suku: Liliaceae.
•
Marga: Cordyline
•
Jenis: Cordyline frusticosa (L) A. CheV
Dalam klasifikasi tradisional Andong termasuk perdu, dan dalam klasifikasi Raunkier, termasuk Kamefit (tumbuhan permukaan tanah).
Deskripsi tanamam : . Daun andong
termasuk daun tunggal dan, Dengan bentuk daun memanjang (oblongus), daun
menempel pada batang, pangkal daun dan ujung daun runcing (acutus), tepi daun
rata (integer), permukaan daun licin (lacvis), panjang daun 20-60 cm, lebar
daun 10-13 cm, panjang pelepah 5-10 cm, pertulangan daun menyirip, warna daun
hijau kemerahan, termasuk daun lengkap. Bunga majemuk, di ketiak daun, tangkai
panjang, bulat bercabang dan daun pelindung panjang kurang lebih 1,4 cm.
Batang ( caulis ) :
Batang andong bulat, keras, bercabang, putih kotor, bekas dudukan daun nampak
jelas.
System akar : berakar serabut
atau monokotil.
Andong mempunyai rumus daun 5/13.
- Fenomena perkembangan daun;
Fenomena adalah, mula-mula meristem
afeks daun aktif sehingga daun bertambah tinggi setelah aktivitas meristem
afeks mereda, maka meristem inter kalar yang terletak pada bagian pangkal aktif
memperpanjang daun, helaian daun yang pipih dan lebar disebabkan oleh aktivitas
meristem marginal hanya aktif pada tempat-tempat tertentu disepanjang sumbu
daun maka pada bagian yang aktif tersebut akan menghasilkan tonjolan seperti
halnya bakal daun dan akan berkembang menjadi anak daun dengan cara yang sama
seperti daun tunggal. Maka akan terbentuk daun majemuk. Ibu tulang daun menjadi
lebih tebal dari helaian daun karena aktivitas meristem marginal tidak aktif,
maka daun akan memipih dalam bidang vertical sehingga terbentuk daun ensiformis
(daun seperti pedang). Dalam perkembangan daun kadang-kadang terdapat sel daun
yang mati seperti pembentukan lubang daun.
- Morfologi
daun dapat dipengaruhi oleh lingkungan, yaitu; dipengaruhi oleh:
suhu, unsur hara dalam tanah, kelembapan, keadaan tanah. Contohnya:
Daun yang berlubang-lubang atau bolong, disebabkan oleh ulat yang memakan daun tersebut.Ø
Daun yang kecil-kecil dan berkerut, disebabkan oleh struktur tanah yang kering dan kurangnya unsure hara dalam tanah.Ø
Daun yang warnanya kuning, disebabkan oleh
suhu yangØ tinggi atau panas dan tanah yang kering. Daun yang lebar dan hijau, disebabkan oleh
keadaan tanah yang lembab dan tersedianya suplai air yang cukup.ØØ
- Perbedaan morfologi daun dikotil dan daun monokotil adalah: NO Bagian Daun Dikotil (Tunggang) Monokotil (Serabut)
1 Tulang Daun Menyirip atau menjari
Melengkung atau Sejajar
2 Bentuk Daun Bulat atau Oval
Memanjang
- Cara menentukan daun tunggal dengan daun majemuk adalah jika satu tangkai daun hanya mendukung satu helaian daun itu berarti daun tunggal. Jika satu tangkai bisa mendukung lebih dari satu helaian daun itu berarti daun majemuk.
BAB III
PENUTUP
1.3.1 KESIMPULAN
1.3.1 KESIMPULAN
Dari
penelitian yang kami lakukan dapat disimpulkan:
1.3.1 Bahwa di dalam kita membaca
buku juga harus mengerti dan memahami tentang struktur tanaman, yaiyu; mulai
dari daun, batang dan juga akar. Kita bisa mengklasifikasikan semua jenis
tanaman yang ada di muka bumi ini.
1.3.2. Pada dasarnya kita diajarkan
untuk bisa mempelajari dan memahami lingkungan yang ada di sekitar kita.
1.3.2 SARAN-SARAN
3.2.1 Pembaca dapat menggunakan makalah ini untuk menambah pengetahuan tentang Morfologi Tumbuhan..
3.2.2 Sehingga pembaca dapat memperluas pengetahuan mengenai Morfologi Tumbuhan.
3.2.3 Agar kita mampu mengenal cara-cara mengklasifikasikan berbagai macam tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA
3.2.1 Pembaca dapat menggunakan makalah ini untuk menambah pengetahuan tentang Morfologi Tumbuhan..
3.2.2 Sehingga pembaca dapat memperluas pengetahuan mengenai Morfologi Tumbuhan.
3.2.3 Agar kita mampu mengenal cara-cara mengklasifikasikan berbagai macam tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Tjitrosoepomo, Gembong, 1985,
Morfologi Tumbuhan, 81-82, 126, 236-237, Gajah ada University Press, Yogyakarta
Putu Budi Adnyana, Ida Bagus Putu
Arnyana, 2000, Morfologi Tumbuhan, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Singaraja
Anonim, 2005, Citrus,
http://www.biochemj.org
0 komentar:
Posting Komentar