Kamis, 16 Mei 2013

Penis Dipotong, Mungkinkah Disambung Lagi dan Bisa Punya Anak?

A. Penis yang Terpotong Bisa Disambung Lagi

Naas benar nasib AM (22) yang penisnya diduga dipotong oleh seorang waria. Terlebih dokter di RSUD Tangerang yang memberi pertolongan menyebutkan penisnya itu tidak bisa disambung lagi karena sudah lewat dari 8 jam. Tetapi apakah sebenarnya penis yang dipotong bisa disambung kembali?

Seperti diberitakan sebelumnya, AM, warga Kelurahan Serua, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, datang ke Puskesmas Pamulang dengan kondisi kelaminnya putus. Sampai saat ini polisi belum menemukan pelaku pemotongan tersebut.

Menurut dr.Gideon Tampubolon,Sp.U, jika sudah lewat dari 8 jam jaringan dalam organ yang terpotong sudah mati. "Syarat untuk operasi penyambungan adalah organ harus dalam kondisi bersih dan langsung disimpan dalam cairan es atau larutan garam fisiologis yang dingin supaya steril. Karena itu pasien harus secepatnya dibawa ke rumah sakit," kata dokter dari RS.Premier Bintaro Tangerang saat dihubungi Kompas.com.

Operasi penyambungan organ yang putus, menurut dia termasuk operasi mikro yang membutuhkan mikroskop dan melibatkan beberapa dokter spesialis, termasuk dokter urologi dan ahli bedah vaskuler.

"Operasinya sangat rumit karena menyambung uretra, pembuluh darah serta saraf," katanya.

Ia menambahkan, sebenarnya di Indonesia ada beberapa kasus serupa dan berhasil disambung kembali. Tetapi pasien memang tidak terekspos karena alasan privasi.

"Kasus yang cukup besar adalah di Amerika Serikat yang penisnya dipotong oleh istrinya. Operasinya berhasil bahkan penisnya bisa berfungsi normal untuk ereksi," paparnya.

Tetapi menurutnya pada kebanyakan kasus, penis yang disambung kembali susah berfungsi kembali karena saraf-sarafnya sudah putus. "Umumnya pria menjadi impoten," imbuhnya.

Mampu tidaknya seorang pasien untuk bisa ereksi kembali juga tergantung pada sepanjang apa bagian kelamin yang terpotong. "Kalau yang dipotong hanya dua senti umumnya masih bisa berhubungan seksual kembali. Selain itu tergantung juga pada ukuran sisanya dan berapa panjang penis tersebut biasanya ereksi," katanya.

Hal senada disampaikan Prof.Wimpie Pangkahila, Sp.And. Menurutnya jika organ yang terpotong sedikit, penis masih bisa ereksi walau tidak sempurna. "Ereksi tidak bisa sempurna karena untuk terjadinya ereksi pembuluh darah di penis harus terisi," kata dokter dari Universitas Udayana Bali ini.

Pemasangan implan pada penis, menurut Wimpie, sulit dilakukan karena implan harus dimasukkan ke dalam ruang pembuluh darah.

Kasus mutilasi penis beberapa kali pernah diberitakan. Salah satu yang cukup menghebohkan dunia adalah kasus John Bobbitt yang penisnya dipotong oleh sang istri, Lorena Bobbitt, karena alasan sering mengalami KDRT oleh suaminya.

Pada kasus tersebut, Lorena membuang potongan penis John ke ladang. Beruntung penis tersebut masih bisa disambung dalam operasi yang berlangsung selama 9,5 jam dan hasilnya cukup sukses.

B. Tanpa Penis, Pria Masih Bisa Punya Anak

shutterstock

Perkembangan ilmu kedokteran dalam bidang teknologi reproduksi memungkinkan seorang pria memiliki keturunan yang berasal dari darah dagingnya sendiri meski tanpa melakukan hubungan seksual.

Karena itulah, dalam kasus AM (22), pria yang penisnya dipotong, kelak tetap bisa memiliki anak sendiri melalui proses inseminasi atau program bayi tabung.

"Memiliki keturunan dengan fungsi seks adalah dua hal yang berbeda. Meski tidak bisa ereksi asalkan seorang pria masih memiliki sel sperma tetap bisa dilakukan pembuahan," kata Prof.Wimpie Pangkahila, Sp.And, seksolog dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali, saat dihubungi Kompas.com.

Hal senada disampaikan spesialis urologi, dr.Gideon Tampubolon. "Tidak ada hambatan untuk memiliki anak karena sel sperma bisa diambil dari testisnya langsung," kata dokter dari RS.Premier Bintaro Tangerang ini.

Inseminasi buatan adalah proses pembuahan dengan cara memasukkan sperma  ke dalam rahim. Kesempatan hamil dengan program ini rata-rata berkisar 5-25%. Faktor keberhasilan kehamilan tergantung pada berbagai hal, mulai dari usia ibu sampai kualitas sperma.

Teknik pengambilan sperma secara khusus akan dilakukan oleh dokter. Nantinya, sperma yang diambil akan disuntikkan langsung ke sel telur sehingga terjadi pembuahan dan kehamilan.

Inseminasi merupakan salah satu cara untuk mendapatkan kehamilan pada pasangan yang kurang subur. Sementara itu bayi tabung merupakan opsi terahir.

Untuk menjaga kualitas sperma tetap terjaga, seorang pria disarankan untuk menjaga pola hidupnya tetap sehat, antara lain dengan menghindari rokok dan alkohol, serta mengurangi paparan polusi.

Sumber: kompas.com

0 komentar:

 photo BUNDA_zps627e96e9.jpg