Sejenak kita amati perilaku hewan dimusim hujan
ini untuk dijadikan pelajaran dalam perilaku kehidupan agar kedepan
lebih baik. Laron adalah hewan tersebut yang layak kita amati, laron
yang hanya muncul pada musim penghujan ditengah penantian panjang
dimusim kemarau.
Laron adalah rayap yang telah bersayap dan keluar
dimusim hujan untuk mencari pasangan hidup guna melahirkan rayap-rayap
generasi penerus mereka. Yang unik laron-laron beterbangan mencari
cahaya lampu-lampu malam dan cenderung memilih cahaya lampu yang paling
terang diantara lampu-lampu.
Cahaya ada dua makna cahaya sebagai bentuk Nurillah (cahaya kebenaran Tuhan) dan juga cahaya sebagai bentuk kekuasaan. Laron-laron senantiasa mencari cahaya terang bila ada yang lebih terang lagi laron akan berpindah kecahaya tersebut. Kenekatan keberanian dalam mendekati cahaya lampu tersebut derasnya hujan hingga kematian mengancam dirinya laron-laron tetap maju hingga dapat menggapai cahaya paling terang.
Namun ketika telah mencapai cahaya paling terang
tersebut, laron-laron berjatuhan dan sayapnya rontoh, berjalan kembali
kekubangan tanah liat untuk melahirkan generasi penerusnya,dan tidak
ternbang lagi menggapai cahaya tersebut karena dia menyadari dirinya tak
kuat dan tak bersayap lagi.
Ada dua hikmah dalam perilaku laron-laron tersebut untuk patut kita teladani yaitu:
Pertama dalam mencari cahaya kebenaran/kebaikan senantiasa mencari cahaya yang paling terang dari cahaya yang ada bukan mencari cahaya yang redup. Semangat berani menerjang badai bahkan rela mati dalam menggapai cahaya tersebut.
Sebagai manusia tentulah ingin menggapai sebuah
cita-cita yang diangan-angankan,dalam menggapainya tentulah harus dengan
kesungguhan hati pantang menyerah hingga meraih cita-citanya.
Seabagaimana kegigihan laron-laron menggapai cahaya lampu.
Kedua ketika laron-laron menggapai cahaya tersebut,
terjatuh dan tidak rakus untuk terbang lagi menggapainya namun
mempersiapkan generasi penerusnya untuk menggapainya kelak.
Cahaya sebagai perlambang kekuasaan, hendaknya ketika meraihnya dengan ketulusan dan kesungguhan akan tetapi ketika telah meraihnya tidak rakus untuk meraihnya kembali namun mempersiapkan generasi penerus pemimpin bangsa untuk meraihnya, karena harus menyadari dirinya sudah tidak mempunyai sayap-sayap kepiawaian, ketegaran dan kecerdasan untuk meraih dan mengemban kekuasaan tersebut.
Cahaya sebagai perlambang kekuasaan, hendaknya ketika meraihnya dengan ketulusan dan kesungguhan akan tetapi ketika telah meraihnya tidak rakus untuk meraihnya kembali namun mempersiapkan generasi penerus pemimpin bangsa untuk meraihnya, karena harus menyadari dirinya sudah tidak mempunyai sayap-sayap kepiawaian, ketegaran dan kecerdasan untuk meraih dan mengemban kekuasaan tersebut.
Laron-laron yang rendah hati tersebut hendaknya jadi
tauladan bagi kita untuk senantiasa meraih cita dalam hidup. Dan juga
jadi contoh bagi politikus negeri ini agar tidak rakus meraih kekuasaan
lagi karena sayap-sayap mereka telah rapuh dan rontok dan tak akan mampu
membawa negeri ini kearah yang lebih baik, namun akan sebaliknya akan
terpuruk kejurang kesengsaraan.
Sudah saatnya cahaya kekuasaan negeri ini diraih oleh
laron-laron yang baru lahir yang sayap-sayapnya kokoh dimusim penghujan
perpolitikan negeri ini, bukan laron-laron musim hujan politik yang
lalu yang telah rontok sayapnya.
Sumber: http://coretanpenaku.blogdetik.com/2012/coretan-opini/laron-yang-rendah-hati/



0 komentar:
Posting Komentar