Mata Kuliah : Perkembangan Hewan Jurusan
: Biologi
Dosen : Moh. Imam Sufyanto Kelompok : II
Bismillahi Ar-Rahmani Ar-Rahimi
Spermatogenesis, artinya proses pembentukan sperma. Proses
ini terjadi di dalam alat genital pria, yakni testis. Pembentukan sperma ini
dimulai pada saat pubertas, ketika produksi hormon gonadotropin sudah cukup
maksimal untuk merangsang pembentukan spermatozoa.
Pada
mulanya, diwaktu masih dalam kandungan, sel-sel germinal primordial tampak pada
tingkat perkembangan yang dini di antara sel endoderm di dinding kantung kuning
telur di dekat allantois. Kemudian pada minggu ke-3 masa janin, mereka akan
bermigrasi ke rigi urogenital yang saat itu tumbuh di daerah lumbal. Semenjak
dari dalam kandungan sampai masa pubertas nanti, sel-sel germinal primordial
ini akan mengalami fase istirahat, sampai suatu saat ketika lumen tubulus
seminiferus telah sempurna dibentuk pada pubertas, mereka akan berdiferensiasi
menjadi spermatogonia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, spermatogonia itu
berasal dari sel-sel germinal primordial tersebut.
Spermatogonia tipe A adalah spermatogonia awal yang
dibentuk. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, saat ini diketahui bahwa
spermatogonia tipe A ini akan mengalami serangkaian fase pembelahan secara
mitosis, dan akhirnya membentuk spermatogonia tipe B. Spermatogonia tipe B ini
kemudian yang akan bergerak ke lumen, termodifikasi dan membesar membentuk
spermatosit primer. Spermatosit primer nantinya akan semakin ke arah lumen
sambil membelah secara miosis menjadi spermatosit sekunder. Pada fase miosis
pertama ini (atau miosis I), proses yang berlangsung cukup lama adalah pada
tahap profase I, yakni sekitar 22 hari. Sedangkan proses selanjutnya yakni
metafase, anafase dan telofase berlangsung dengan cepat.
Setelah terbentuk spermatosit sekunder, alamiahnya ia akan
langsung membelah kembali secara miosis (atau miosis II) menjadi spermatid.
(Inilah mengapa secara histologis sel spermatosit sekunder jarang ditemukan
dalam preparat histologi). Spermatid yang dihasilkan sekarang telah haploid,
atau memiliki setengah dari kromosom induknya (spermatosit primer).
Langkah
selanjutnya adalah tahap dimana spermatid berdiferensiasi menjadi spermatozoa.
Proses ini secara keseluruhan dikenal dengan spermiogenesis.
Spermiogenesis terdiri dari empat tahapan:
- Pembentukan akrosom, yaitu pelindung kepala sperma yang menutupi separoh permukaan nukleus sperma dan berisi enzim-enzim yang diperlukan untuk menembus lapisan-lapisan sel telur pada saat fertilisasi. (contohnya, enzim hyaluronidase dan proteolitik).
- pemadatan inti/kondensasi nukleus.
- pembentukan leher, badan tengah dan ekor dari sperma
- penglepasan sitoplasma yang tersisa menjadi bahan residu yang kemudian difagosit oleh sel sertoli.
Hasil
akhir dari spermatogensis adalah spermatozoa yang haploid (n), dimana 1
spermatosit primer menghasilkan 4 spermatozoa. Proses ini berlangsung di dalam
testis lebih kurang selama 64 hari, dimana sebenarnya spermatozoa yang
terbentuk adalah sekitar 300 juta sel spermatoza baru setiap hari.
Proses diatas sesungguhnya didukung oleh peranan sel-sel
lain yang ada di dalam testis. Sel sertoli berguna untuk men-support dan
melindungi sel benih, menutrisinya dan berperan dalam pelepasan sel sperma yang
telah matur. Sedangkan sel leydig menghasilkan testosteron yang berfungsi
bersama-sama dengan sel sertoli untuk menjadi pemicu awal proses
spermatogenesis.
Gambar:
Referensi:
LANGMAN’S Clinical
Embriology 8th
catatan kuliah
0 komentar:
Posting Komentar