Respirasi
adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik
menjadi CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada hakikatnya adalah
reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap
sebagai oksidator mengalami reduksi menjadi H2O.
Yang
disebut substrat respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan
dalam respirasi, atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang
secara relatif banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan
air. Sedangkan metabolit respirasi adalah intermediat-intermediat yang
terbentuk dalam reaksi-reaksi respirasi.
Karbohidrat
merupakan substrat respirasi utama yang terdapat dalam sel tumbuhan tinggi.
Terdapat beberapa substrat respirasi yang penting lainnya diantaranya adalah
beberapa jenis gula seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa; pati; asam organik;
dan protein (digunakan pada keadaan & spesies tertentu). Secara umum,
respirasi karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut: C6H12O6 + O2 6CO2 + H2O
+ energi Reaksi di atas merupakan persamaan rangkuman dari reaksi-reaksi yang
terjadi dalam proses respirasi. Reaksi tersebut terlihat sangat sederhana,
terlihat seakan respirasi merupakan reaksi tunggal, sehingga mungkin dapat agak
menyesatkan karena respirasi yang sebenarnya bukanlah reaksi tunggal.
Respirasi
merupakan rangkaian dari banyak reaksi komponen, yang masing-masingnya
dikatalisis oleh enzim yang berbeda. Respirasi dapat digolongkan menjadi dua
jenis berdasarkan ketersediaan O2 di udara, yaitu respirasi aerob dan respirasi
anaerob. Respirasi aerob merupakan proses respirasi yang membutuhkan O2,
sebaliknya respirasi anaerob merupakan proses repirasi yang berlangsung tanpa
membutuhkan O2. Respirasi anaerob sering disebut juga dengan nama fermentasi.
Perbedaan antara keduanya akan terlihat pada proses tahapan reaksi dalam
respirasi.
Respirasi
banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Manfaat tersebut terlihat dalam proses
respirasi dimana terjadi proses pemecahan senyawa organik, dari proses
pemecahan tersebut maka dihasilkanlah senyawa-senyawa antara yang penting
sebagai ”Building Block”. Building Block merupakan senyawa-senyawa yang penting
sebagai pembentuk tubuh. Senyawa-senyawa tersebut meliputi asam amino untuk
protein; nukleotida untuk asam nukleat; dan prazat karbon untuk pigmen profirin
(seperti klorofil dan sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen flavonoid
seperti antosianin, dan senyawa aromatik tertentu lainnya, seperti lignin.
Telah
diketahui bahwa hasil akhir dari respirasi adalah CO2 dan H2O, hal ini terjadi
bila substrat secara sempurna dioksidasi, namun bila berbagai senyawa di atas
terbentuk, substrat awal respirasi tidak keseluruhannya diubah menjadi CO2 dan
H2O. Hanya beberapa substrat respirasi yang dioksidasi seluruhnya menjadi CO2
dan H2O, sedangkan sisanya digunakan dalam proses anabolik, terutama di dalam
sel yang sedang tumbuh. Sedangkan energi yang ditangkap dari proses oksidasi
sempurna beberapa senyawa dalam proses respirasi dapat digunakan untuk mensintesis
molekul lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
Laju
respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1.
Ketersediaan
substrat. Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang penting dalam
melakukan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan
melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian sebliknya bila
substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan meningkat.
2.
Ketersediaan
Oksigen. Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya
pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara
organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara
tidak banyak mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan
tumbuhan untuk berrespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di
udara.
3.
Suhu.
Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor
Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan
suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies.
4.
Tipe
dan umur tumbuhan. Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan
metabolsme, dengan demikian kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda
pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih
tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang
sedang dalam masa pertumbuhan. Proses r1espirasi diawali dengan adanya
penangkapan O2 dari lingkungan. Proses transport gas-gas dalam tumbuhan secara
keseluruhan berlangsung secara difusi. Oksigen yang digunakan dalam respirasi
masuk ke dalam setiap sel tumbuhan dengan jalan difusi melalui ruang antar sel,
dinding sel, sitoplasma dan membran sel. Demikian juga halnya dengan CO2 yang
dihasilkan respirasi akan berdifusi ke luar sel dan masuk ke dalam ruang antar
sel. Hal ini karena membran plasma dan protoplasma sel tumbuhan sangat
permeabel bagi kedua gas tersebut. Setelah mengambil O2 dari udara, O2 kemudian
digunakan dalam proses respirasi dengan beberapa tahapan, diantaranya yaitu
glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus asam sitrat, dan transpor
elektron.
Tahapan yang pertama adalah
glikolisis, yaitu tahapan pengubahan glukosa menjadi dua molekul asam piruvat
(beratom C3), peristiwa ini berlangsung di sitosol. As. Piruvat yang dihasilkan
selanjutnya akan diproses dalam tahap dekarboksilasi oksidatif. Selain itu
glikolisis juga menghasilkan 2 molekul ATP sebagai energi, dan 2 molekul NADH
yang akan digunakan dalam tahap transport elektron. Dalam keadaan anaerob, As.
Piruvat hasil glikoisis akan diubah menjadi karbondioksida dan etil alkohol.
Proses pengubahan ini dikatalisis oleh enzim dalam sitoplasma. Dalam respirasi
anaerob jumlah ATP yang dihasilkan hanya dua molekul untuk setiap satu molekul glukosa,
hasil ini berbeda jauh dengan ATP yang dihasilkan dari hasil keseluruhan
respirasi aerob yaitu 36 ATP.
Tahapan kedua dari respirasi adalah
dekarboksilasi oksidatif, yaitu pengubahan asam piruvat (beratom C3) menjadi
Asetil KoA (beratom C2) dengan melepaskan CO2, peristiwa ini berlangsung di
sitosol. Asetil KoA yang dihasilkan akan diproses dalam siklus asam sitrat.
Hasil lainnya yaitu NADH yang akan digunakan dalam transpor elektron. Tahapan
selanjutnya adalah siklus asam sitrat (daur krebs) yang terjadi di dalam
matriks dan membran dalam mitokondria, yaitu tahapan pengolahan asetil KoA
dengan senyawa asam sitrat sebagai senyawa yang pertama kali terbentuk.
Beberapa senyawa dihasilkan dalam tahapan ini, diantaranya adalah satu molekul
ATP sebagai energi, satu molekul FADH dan tiga molekul NADH yang akan digunakan
dalam transfer elektron, serta dua molekul CO2.
Tahapan terakhir adalah transfer
elektron, yaitu serangkaian reaksi yang melibatkan sistem karier elektron
(pembawa elektron). Proses ini terjadi di dalam membran dalam mitokondria.
Dalam reaksi ini elektron ditransfer dalam serangkaian reaksi redoks dan
dibantu oleh enzim sitokrom, quinon, piridoksin, dan flavoprotein. Reaksi
transfer elektron ini nantinya akan menghasilkan H2O. Faktor-faktor yang
mempengaruhi proses respirasi suatu organisme antara lain: umur/usia organisme
tersebut, bobot dari kegiatan yang dilakukan, ukuran organisme itu sendiri,
keadaan lingkungan sekitar, serta cahaya juga mempengaruhi rata-rata
pernapasan. Untuk mengetahui bahwa kecambah kacang hijau melakukan respirasi
atau tidak, maka kita dapat mengamati tabung respirometer. Jika kecambah kacang
hijau dalam tabung berespirasi maka kita akan menemukan uap air yang menempel
dalam tabung respirometer, tetapi jika tidak ada uap air itu artinya kecambah
kacang hijau tidak berespirasi. Adanya uap air dijadikan indikator respirasi
karena dalam proses respirasi akan dilepaskan karbon dioksida dan uap air.
Dalam pengamatan ini kita harus teliti dalam mengoleskan vaselin pada sumbat,
jangan sampai ada rongga udara yang masih terbuka karena hal ini bisa
mengganggu pengamatan.
Respirasi
yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi
melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan
energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme),
gerak, pertumbuhan. Contoh: Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya:
C6H,206 + 6 02 ———————————> 6 H2O + 6 CO2 + Energi (gluLosa)
Reaksi
pembongkaran glukosa sampai menjadi H20 + CO2 + Energi, melalui tiga tahap : 1.
Glikolisis. 2. Daur Krebs. 3. Transpor elektron respirasi.
Glikolisis:
Peristiwa perubahan : Glukosa Þ Glulosa - 6 - fosfat Þ Fruktosa 1,6 difosfat Þ
3 fosfogliseral dehid (PGAL) / Triosa fosfat Þ Asam piravat. Jadi hasil dari
glikolisis : - 2 molekul asam piravat. - 2 molekul NADH yang berfungsi sebagai
sumber elektron berenergi tinggi. - 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa.
Daur
Krebs (daur trikarboksilat): Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam
sitrat merupakan pembongkaran asam piravat secara aerob menjadi CO2 dan H2O
serta energi kimia Gbr. Bagan reaksi pada siklus Krebs
Rantai
Transportasi Elektron Respiratori: Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion
H+ yang dibawa sebagai NADH2 (NADH + H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di
dalam mitokondria (dengan adanya siklus Krebs yang dilanjutkan dengan oksidasi
melalui sistem pengangkutan elektron) akan terbentuk air, sebagai hasil
sampingan respirasi selain CO2. Produk sampingan respirasi tersebut pada
akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui stomata pada tumbuhan dan melalui
paru-paru pada peristiwa pernafasan hewan tingkat tinggi.
Ketiga
proses respirasi yang penting tersebut dapat diringkas sebagai berikut: PROSES
AKSEPTOR ATP 1. Glikolisis: Glukosa ——> 2 asam piruvat 2 NADH 2 ATP 2.
Siklus Krebs: 2 asetil piruvat ——> 2 asetil KoA + 2 C02 2 NADH 2 ATP 2
asetil KoA ——> 4 CO2 6 NADH 2 PADH2 3. Rantai trsnspor elektron respirator:
10 NADH + 502 ——> 10 NAD+ + 10 H20 30 ATP 2 FADH2 + O2 ——> 2 PAD + 2 H20
4 ATP Total 38 ATP
Ada
2 macam Respirasi yaitu :
1. Respirasi aerob adalah proses
penguraian makanan dengan menggunakan oksigen. Ia berlaku di mitokondria sel.
Persamaan bagi proses respirasi aerob adalah seperti berikut ;
2. Respirasi anaerob adalah proses
penguraian glukosa untuk menghasilkan tenaga tanpa menggunakan oksigen.
Sesetengah organisma seperti bakteria, kulat, haiwan dan tumbuhan menjalankan
proses ini. Proses ni menghasilkan sedikit tenaga. Secara umumnya terdapat
sedikit perbezaan antara respirasii dan fotosintesis oleh tumbuhan.Semasa tiada
oksigen, haiwan menguraikan glukosa kepada asid laktik dan membebaskan sedikit
tenaga. Tumbuhan pula menguraikan glukosa kepada etanol dan karbon dioksida
serta membebaskan tenaga.
Secara ringkasnya Perbedaan Respirasi Aerob dengan Respirasi
Anaerob
a.
Respirasi
Aerob • Memerlukan O2 • Terjadi dalam Matriks Mitokondria • Untuk Pemecahan
senyawa organic menjadi senyawa anorganik • menghasilkan energi yang lebih
besar. • Menghasilkan 36 ATP • Prosesnya Meliputi : a. Glikolisis b.
Dekarboksilasi oksidatif c. Siklus Krebs d. Transfor Elektron
b.
2.
Respirasi Anaerob • Tidak memerlukan O2 • Terjadi dalam Sitoplasma • Untuk
penguraian senyawa Organik • Menghasilkan Energi yang lebih kecil • Menhasilkan
2 ATP • Proses Respirasi Anaerob a. Fermentasi b. Pernafasan Intramolekul
Sumber : www.geocities.com/ifilixu/laman5.htm
http://killmiss-00.blogspot.com/2008/10/perbedaan-respirasi-aerob-anaerob.html
0 komentar:
Posting Komentar