Bismillahi Ar-Rahmani Ar-Rahimi
Makanan tinggi lemak, gula dan kalori (ilustrasi)
Biologiagdat_, Puasa
sebenarnya tidak hanya perintah dan ajaran dalam Islam. Ibadah ini juga
diajarkan dalam Kristen dan Yahudi dan agama-agama lain berabad-abad
lalu, meski dalam cara bebeda. Puasa adalah bentuk ibadah untuk
menyucikan diri.
Sayangnya, menurut Mariam Alireza kolumnis dan pakar gizi dalam tulisannya di Arab News,
banyak umat Muslim yang masih berpandangan bahwa puasa terbatas pada
ibadah dan soal spritual. Masih sedikit Muslim, ungkapnya, yang
menyadari fakta bahwa hadiah di balik puasa Ramadhan lebih luas dan
lebih besar dari spirtual, doa dan ibadah.
Menurut studi dan
eksperimen terbaru, puasa sendiri secara fisik memiliki banyak manfaat.
Puasa berfungsi mendorong sistem detoksifikasi pada tubuh, membersihkan
dan meregenerasi sel, jaringan, pembuluh darah, organ dan sistem, serta
memberi waktu istirahat dan pemulihan diri bagi sistem pencernaan tubuh
dan pengeluaran, juga organ lain yakni hati, pankreas dan ginjal.
Puasa
juga membakar lemak, membersihkan pikiran dari stres dan kebingungan,
menyegarkan memori, memperbarui sel-sel otak, memulihkan kesehatan dan
energi serta tentu saja meningkatkan kemampuan spiritual. Tak hanya itu
puasa menurut Miriam juga mengajarkan ketahanan tubuh dan mental,
kerendahhatian, menyuntik kembali energi dan vitalitas tubuh yang
mengarah kepada kesehatan dalam jangka panjang.
Banyak studi
menunjukkan puasa bermanfaat juga baik bagi tubuh dan otak karena
praktik ini membersihkan bagian-bagian berbeda dalam tubuh, sel, neuron,
organ, dan sistem dari racun, logam berat, unsur kimia di luar tubuh,
bakteri, ragi, infeksi, obat, lemak, residu makana dan kontaminasi
lingkungan. Melalui detoksifikasi, sisi spiritual dan kejiwaan manusia
ikut terdorong.
Mari kita simak bagaimana fenomena ini terjadi hanya lewat absen puasa dan minum dalam periode pendek.
Proses
pembersihan terjadi setelah 12 jam tubuh absen dari makanan. Ketika
makanan tidak tersedia sebagai bahan bakar dalam sistem, tubuh mulai
menggunakan cadangan karbohidrat dan lemak. Liver pun mengubah lemak
menjadi ketone dan mendistribusikan ke organ-organ dan sistem lewat
pembuluh darah.
Saat ini pula jaringan dan sel-sel yang matang
pecah dan memberi tubuh protein yang didaur ulang, memungkinkan terjadi
regenerasi. Ketika ini terjadi, otak mulai melakukan proses pembersihan
dari material yang menghambat kinerjanya dan membuat seorang memiliki
kemungkinan mengalami pencerahan spiritual lebih besar.
Makanan
terbatas membuat banyak lemak yang terbakar, lebih banyak racun
dikeluarkan, dengan tubuh memiliki sedikit kotoran, maka tingkat
spiritual lebih tinggi mungkin untuk dicapai. Racun dalam tubuh biasa
disimpan dalam lapisan-lapisan lemak (zat kimia buatan, logam berat,
hinga residu obat-obatan).
Bila lemak terbakar maka racun tadi
dinonaktifkan dan dibuang lewat jalur colon, liver, kelenjar limfa,
pernafasan, paru-paru dan ginja. Menurut studi, seseorang yang berpuasa
memiliki jejak kimia, pestisida dan racun dalam urin, pembuangan dan
nafasnya.
Dengan mengurangi lemak berlebih, yang bisa menimbulkan
stress pada tubuh dan menyebabkan peradangan, puasa bisa mencegah dan
mengobati penyakit terkait obesitas dan sindrom metabolisme seperti
diabetes, hipertensi, kardiovaskuler, masalah hati, stroke dan bahkan
kanker.
Puasa memang secara alami melambatkan tingkat
metabolisme, tingkat pembakaran kalori dan fungsi tubuh lainnya, membuat
temperatur badan lebih rendah. Puasa juga membuat gula darah turun,
tekanan darah turun dan memperlambat tingkat metabolisme basal, sehingga
menurunkan pula progres penyakit.
Dalam sebuah eksperimen,
peneliti membagi cacing tanah daam dua kelompok yakni siklus 'berpuasa
dan makan'. Kelompok cacing tanah yang berpuasa ternyata memiliki usia
lebih panjang dari rekannya yang mendapat siklus makan rutin.
Cacing
tanah yang berpuasa itu, berdasar pemeriksaan sel, juga mampu menjaga
karakteristik kemudaan, sehat dan berenergi. Pakar kesehatan dan ilmuwan
meyakini bahwa puasa dengan rutin dalam periode pendek dapat
meningkatkan kesehatan dan mendongkrak daya hidup.
Syaratnya,
puasa harus dilakukan seperti yang seharusnya, bukan berdasar gaya hidup
saat ini. Ketika berbuka dengan berbagai makanan menjadi gaya hidup dan
menyimpang jauh dari kebiasaan sehat saat perintah puasa diturunkan,
maka efeknya bisa berbeda.
Jus dan minuman manis dalam kemasan
kini cenderung menggantikan air putih. Invasi makanan modern yang tinggi
gula dan lemak, juga bermacam makanan yang mengandung sirup, gula
buatan, krim, gorengan dan jenis kudapan tinggi karbohidrat mengandung
kanji, justru menyebabkan masalah baru.
Tipe meja makan era
modern saat Ramadhan, menurut Miriam, justru menjauhkan umat muslim dari
ajaran Islam. Lemak, sirup, gula-gula, gorengan dan minuman manis dalam
kemasan membelokkan tujuan dan pemahaman Islami tentang berpuasa dan
detoksifikasi dalam tubuh. Ujung-ujungnya saat Ramadhan tidak malah
sehat, orang malah menambah berat badan, mengalami peradangan dan
memiliki penyakit baru.
Itu terjadi, ujar Miriam, karena saat menjalankan puasa bertentangan
dengan konsep Ramadhan. Puasa tidak mungkin tidak menyehatkan karena
Nabi Muhammad. saw. menganjurkan seseorang berpuasa karena itu akan
menyehatkannya. Nabi juga mengajarkan berbuka puasa dengan tiga kurma
dan air putih, Nabi pun dengan tegas melarang umat Islam
berlebih-lebihan.
Sumber: republika.com
0 komentar:
Posting Komentar