Perbandingan Embryologi
Mata
kuliah: Perkembangan Hewan
Dosen: Moh.
Imam Sufyanto, S.PD. S.Si
Kelompok VII
Agus Riyadi
Wardatul Kutsiyah
FAKULTAS
PENDIDIKAN
PRODI BIOLOGI
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-KHAIRAT
PAMEKASAN
2012
BAB I
A. Pendahuluan
Embriologi merupakan ilmu yang
mempelajari proses terjadinya, tumbuh dan kembangya bayi sejak terjadinya
pembuahan sampai kelahiran.
Pada Zaman Islam ini ilmu Embriologi
mengalami kebangkitan kembali. Ahli-ahli kedokteran dan physiologi Islam
seperti Ibnu Sina, Ar-Razzi, dll mengembangkan konsep-konsep yang berkembang
berasal dari Al-Qur’an.
Menurut Islam embrio berasal dari
penyatuan antara sel kelamin laki-laki yang terdapat dalam cairan yang
dikeluarkan dari alat kelamin laki-laki (semen/mani) dengan sel kelamin wanita
(telur/ovum/ Nutfah/Sulalah min ma’a) yang terdapat cairan wanita (folikel
/mani) yang dikeluarkan oleh alat kelamin wanita dan bukan dari darah
menstruasi. Lalu embrio ini disimpan di dalam suatu tempat yang kokoh yaitu
rahim. Embrio lalu mengalami proses perkembangan menjadi segumpal darah lalu
segumpal daging dan kemudian mendapat tambahan tulang belulang yang disertai
dengan perkembangan organ-organ tubuh lainnya dan kemudian menjadi bentuk
manusia yang sempurna.
Ilmu pertumbuhan embrio sejak
pembuhan sampai kelahiran disebut juga ilmu mudigah. Cakupan ilmu ini meluas
kepada masalah persiapan untuk terjadinya pembuahan serta masalah pembiakan
pada umumnya. Bagi hewan yang memiliki tingkat berudu ilmu ini juga mencakup
sampai saat berudu itu bermetamorphosis.
Sesungguhnya embriologi berlaku bagi
segenap makhluk. Pada botani dikenal juga ilmu ini. Namun dalam bab besar kita
ini hanya dipelajari embriologi hewan, dan ditekankan pada vertebrata.
B. Rumusan
masalah
- Pengertian morula, blastula,gastrula.
- Table perbandingan morula, blastula,gastrula dan neurolasi
BAB II
Pembahasan
A. Morula, Blastula,
Gastrula.
1. Morula
a.
Morula pada aves
Aves adalah
makhluk hidup yang memiliki ukuran telur yang paling besar diantara
makhluk-makhluk hidup yang lainya hidup lainya. Telur yang hanya mereka
hasilkan terdiri atas sejumlah kecil sitoplasma yang menempel pada permukaan
bola besar kuning telur, putih telur hanya sebagai protein aksesoris non
seluler. Bila pembelahan terjadi pada telur ayam, alur belahan tidak berlanjut
menembus massa pada kuning telurnya. Akibatnya setiap sel yang terbentuk dalam
tahapan belahan yang awal terikat pada puncak dan pada sisi-sisinya dengan
membran sel, tetapi dasar selnya berhubungan langsung dengan masa kuning telur.
b.
Morula pada mamalia
Proses
terbentuknya morula (morulasi) pada mamalia tidak jauh berbeda dari hewan lain.
Namun keberadaan antara sel yang satu dengan yang lainnyalah yang membuat
mamalia berbeda karena pada mamalia kebereadaan selnya tersusun rapat.
c.
Morula pada amphibi
Pada amfibia, saat fertilisasi adanya pengaturan
kembali sitoplasma sel telur. Membran plasma dan korteks mengalami rotasi
menuju titik tempat masuknya sperma, sehingga akan membuka daerah pada
sitoplasma yang berwarna abu-abu muda (Sabit abu-abu /grey crescent). Sabit
abu-abu ini terletak dekat dengan ekuator dan berseberangan dengan tempat
masuknya sperma pada awal tadi.
Pada yolk yang dimiliki oleh amphibi cenderung akan
menghalangi proses pembelahan, sehingga mengakibatkan pembelahan zigot pada
katak terjadi lebih cepat pada bagian animal dibanding bagian vegetal, sehingga
menghsilkan embrio dengan ukuran berbeda-beda antar kutup. Pada saat pembelahan
terjadi dua pembelahan pertama terjadi secara vertikal jadi dihasilkan empat
sel memanjang dari KA ke KV. Pembelahan kedua secara horisontal ekuatorial,
sehingga akan menghasilkan 8 sel.
2. Blastula
a.
Blastula pada aves
Saat tahap
ini kelompok aves, pada epiblast akan menjadi ectoderm, mesoderm, dan
notochord. Calon endoderm berasal dari hypoblast yang sel-selnya tumbuh dan
menyebar ke bawah pada daerah rongga blastocoel. Sedangkan bakal ectoderm
epidermis mengisi daerah yang akan menjadi anterior embrio lapisan epiblast.
Proses
blastulasi akan di iringi oleh suatu proses berikutnya yaitu gastrulasi. Pada
tingkat gastrulasi ini akan terjadi proses dinamisasi daerah-daerah bakal
pembentukan alat pada blastula, di atur dan di deretkan sesuai bentuk dan
susunan tubuh spesies yang bersangkutan.
b.
Blastula pada amphibi
Hanya sedikit yang dapt diketahui dalm proses blastula
untuk amphibi ini. Blastula akan terbentuk ketika sel embrio amphibian (stuktur
blastomere) terus mengalami pembelahan, bergerak dan akhirnya akan membentuk
rongga-rongga pada bagian dalam (membentuk stuktur berongga) yang sering atau
biasa disebut dengan blastocels. Pada blastosol ini berisi cairan internal yang
dibatasi oleh sel epitel.
c.
Blastula pada mamalia
Untuk tahap
perkembanagan pada mamalia ovarium akan mengeluarkan sel telur yang telah
matang dan siap dibuahi, karena adanya seperma yang masuk akhirnya terjadi
sterilisasi. Sel telur yang telah dibuahi akan berjalan terus yang akhirnya
akan melekat pada dinding uterus untuk berkembang terus menerus.
Namun pada
saat sel telur akan menuju ke uterus maka dengan otomatis akan terbentuk yang namanya
zona pelusida. Zona pelusida ini akana menjaga kesetabilan waktu pembuahan
terjadi didalam rahim. Setelah zona pelusida terbentuk maka pembelahan akan
terjadi,dimana yang sebelumnya menjadi 2 akan membelah menjadi 4, 8, 16, 32 dan
akan terus berlanjut.
3. Gastrula
a.
Gastrula pada Aves
Saat
gastrulasi pada aves diawali dengan adanya penebalan pada daerah bakal median embrio
di caudal yang di sebut primitive streak (lempeng awal). Primitive streak
pertama kali terbentuk di daerah posterior area pellucida yang tumbuh dari sel
epiblast yang bergerak ke arah median di posterior kemudian sel-sel primitive
streak memperbanyak diri. Bakal pre-chorda, notochord, dan mesoderm
berkonvergensi ke primitive streak kemudian berinvolusi di antara hypoblast dan
epiblast.
Dengan
bergerak terus ke anterior maka primitive streak mrndekati bakal pre-chorda
notochord. Pre-chorda dan notochord akan membentuk primitive pit dengan
melakukan invaginasi. Dari sabit notochord, sel-sel pre-chorda yang di iringi
sel–sel notochord berkonvergensi semenjak di primitive streak menuju primitive
groove kemudian berinvolusi lalu melakukan extensi ke depan sepanjang garis
median di antara endoderm dan ectoderm saraf.
Ketika
embrio berumur 18 jam eram pimitive streak telah lengkap terbentuk. Aera
pellucida telah terbentuk lengkap. Area pellucida berubah bentuk dari bentuk
bundar ke bentuk lonjong. Pada ectoderm berlangsung proses epiboli sampai
melingkupi ke daerah yolk. Ectoderm juga memanjang ke arah anterior dan menjadi
berbentuk pita yang di sebut keping neural.
b.
Gastrula Pada amphibi
Gastrulasi pada katak juga melibatkan beberapa gerakan
yang di mulai dengan berinvaginasinya hypoblast pada celah yang terbentuk pada
awal proses. Invaginasi ini disertai oleh pre-chorda di daerah dorso-median
bibir dorsal yang bergerak ke arah anterior bakal embrio. Gerakan ini di ikuti
oleh bakal notochord yang bergerak ke posterior ke arah bibir dorsal yang
kemudian berinvolusi di daerah dorso-median menyertakan pre-chorda. Sel-sel
notochord yang terletak di bibir lateral berkonvergensi secara perlahan menuju
bibir dorsal. Notochord akan berada persis di bawah bakal actoderm saraf
dorsal-median.
Bakal mesoderm yang terletak pada ke dua sisi bakal
notochord bekonvergensi ke bibir dorsal kemudian berinvolusi ke celah antara
ectoderm dan endoderm. Di kedua sisi embrio dan juga ke arah ventral.
c.
Gastrula pada mamalia
Proses gastrulasi berawal dari pembentukan primitive
streak yang berasal dari konvergensi epiblat. Sel-sel epiblat memperbanyak diri
dengan cepat sehingga terjadilah penebalan yang kemudian membentuk hensen’s
node. Dari anterior hensen’s node sel-sel ectoderm saraf berkonvergensi ke
garis median kemudian berepiboli ke arah anterior membentuk keping neural. Di
posterior hansen’s node melakukan invaginasi sehingga terbentuklah primitive
pit.
Pre-chorda merupakan bahan daerah caput (kepala)
embrio yang pertumbuhannya diatur oleh host organizer bagian depan notochord di
sebut trunk organizer yang akan mengatur pertumbuhan daerah bagian badan
(truncus). Hypoblast akan menjadi endoderm akan bertemu dengan bagian posterior
hensen’s node. Sel-sel bakal mesoderm membentuk semacam sayap dengan bagian
berdelaminasi ke anterior yaitu di daerah antara hypoblast dan epiblast di
sepanjang kedua sisi notochord.
Mesoderm embrional akan menumbuhkan mesoderm embrio
sedangkan mesoderm extra embryonal akan menumbuhkan dan membina selaput embrio,
amnion, kantong yolk, allantois chorion.
4. Neurulasi
a.
Neurulasi pada Amphibia
Pada amphibi berupa katak saat neurulasi diawali
dengan terbentuknya notochord dari mesoderm bagian dorsal yang berkondensi
persis diatas arkenteron. Yang kemudian bumbung neuron berawal sebagai
lempengan ectoderm dorsal, tepat diatas notochord yang sedang berkembang.
Setelah notocord terbentuk,lempeng neuron melipat kearah dalam dan menggulung
menjadi bumbung neuron (neural tube). Setelah terbentuk jaringan pada daerah
pertemuan pinggur-pinggir bumbung atau tabung memisah dari tabung sebagai pial
neuron (neural cest) yang bertujuan membentuk banyak stuktur, yang nantinya
akan membentuk tulang dan otot tengkorak, sel-sel pigmen kulit dan adrenal,dan
ganglia peripheral system saraf.
Akhirnya embrio dengan tabung neuron (bumbung neuron)
yang sudah selesai terbentuk, kemudian membentuk somit atau ruas-ruas yang
nantinya akan terisi sel-sel saraf.
b.
Neurulasi pada Aves
Neurulasi pada aves terbentuk pada saat primitif
streak atau arkenteron dibentuk ketika lipatan lateral menekan dan memisahkan
embrio menjauhi yolk. Bagian pertengahan dari panjang embrio akan tetap bertaut
ke yolk melalui batangnya yang sebagian besar terbentuk dari sel-sel hipoblas.
Pembentukan bumbung neuron, perkembangan notochord dan somit sama pada
amphibian (katak).
c. Neurulasi pada mamalia
Pada mamalia
peristiwa neurulasi mirip dengan klas aves, walaupun bagian anterior neural
plate yang besar terlihat mengalami penutupan yang berlawanan, bagian tengah
tabung menutup terlebih dahulu, diikuti dengan kedua ujungnya.
B. Table
perbandingan
1. Proses morula,
blastula, gastrula, dan neurulasi
Fase
|
Murula
|
Blastula
|
Gastrula
|
Neurulasi
|
Aves
|
alur belahan tidak berlanjut menembus massa pada
kuning telurnya
|
Bentuknya cakram/gepeng
|
Terjadi penebalan di daerah
bakal median embrio caudal (primitive streak)
|
Arkenteron
dibentuk ketika lipatan lateral menekan dan memisahkan embrio menjauhi kuning
telur
|
Amphibia
|
Pada saat pembelahan terjadi dua pembelahan
|
Bentuknya bundar
|
Terbentuknya suatu celah di
bawah bidang equator pada daerah kelabu
|
Notocord terbentuk dari
mesoderm dorsal di atas arkenteron
|
Mamalia
|
kebereadaan selnya tersusun rapat
|
Bentuknya cakram/gepeng
|
Terbentuknya rongga amnion
|
Notochord tak mengalami pembumbungan.
|
2. Tempo murula, blastula, gastrula, dan neurulasi
Fase
|
Murula
|
Blastula
|
Gastrula
|
Neurulasi
|
Aves
|
18 jam eram
|
|
||
Amphibia
|
|
|||
Mamalia
|
|
- Penutup
Demikianlah makalah yang dapat
penulis susun. Penulis meyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya. Tak lupa saran serta kritik kontruktif yang sangat Penulis
harapkan demi kebaikan bersama. Karena kesempurnaan hanyalah milik Allah dan
kekurangan adalah milik hambanya, dan Hanya kepada
Allah SWT kita beribadah dan tempat kita bergantung segalanya.
0 komentar:
Posting Komentar