
Tim Goyang International Flower Foundation, Korea Selatan,
mengukur bunga bangkai Amorphophallus titanum Becc yang mekar di Kebun
Raya Bogor, Jawa Barat, Rabu (13/3). Bunga bangkai itu akan diawetkan di
Korea Selatan lalu dipamerkan dalam "International Horticulture Korea"
di Kota Goyang, Korea Selatan, 27 April-12 Mei 2013. Melalui kerja sama
ini, Indonesia untuk pertama kali akan memiliki bunga bangkai yang
diawetkan sehingga bisa dipamerkan sepanjang tahun sekaligus untuk
penelitian.
Bioteknologi pengawetan yang dilakukan terhadap bunga bangkai (Amorphophallus titanum Becc)
bisa membuat bunga itu bertahan lima tahun. Padahal secara alami, bunga
setinggi 2,2 meter itu setelah mekar hanya bisa bertahan dua hari.
Pengawetan bunga koleksi Kebun Raya Bogor itu dilakukan Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bersama tim peneliti Korea Selatan.
Kepala Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Witjaksono, Rabu (20/3/2013), di Jakarta, mengatakan, banyak metode pengawetan tanaman. Misalnya saja, menggunakan senyawa kalium permanganat untuk menghentikan kinerja enzim pembentuk etilen yang membusukkan tanaman. Bisa juga dengan menjaga temperatur tetap pada suhu 16 derajat celsius.
”Pengawetan bunga bangkai oleh tim peneliti Korea Selatan ini kemungkinan menggunakan rekayasa etilen rendah,” kata Witjaksono.
Kepala Subbagian Jasa dan Informasi Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor LIPI Sofi Mursidawati mengatakan, ide pengawetan muncul empat tahun lalu. Namun, dana untuk pengawetan tidak pernah diajukan kepada pemerintah karena sangat mahal.
Sofi mengatakan, bunga bangkai yang mekar pekan lalu diawetkan dengan cara dipotong jadi tiga bagian selanjutnya disimpan dalam jeli silika dengan bobot total jadi 2.000 kilogram.
Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor LIPI Mustaid Siregar mengatakan, bunga bangkai diberangkatkan ke Korea Selatan Selasa lalu untuk dipamerkan 27 April-12 Mei di Goyang, Korea Selatan. Selanjutnya akan dipamerkan ke sejumlah kota lain. Biaya pengawetan dan pengiriman kembali ke Indonesia sekitar Rp 1 miliar, semuanya ditangung Korea Selatan. (NAW)
Pengawetan bunga koleksi Kebun Raya Bogor itu dilakukan Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bersama tim peneliti Korea Selatan.
Kepala Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Witjaksono, Rabu (20/3/2013), di Jakarta, mengatakan, banyak metode pengawetan tanaman. Misalnya saja, menggunakan senyawa kalium permanganat untuk menghentikan kinerja enzim pembentuk etilen yang membusukkan tanaman. Bisa juga dengan menjaga temperatur tetap pada suhu 16 derajat celsius.
”Pengawetan bunga bangkai oleh tim peneliti Korea Selatan ini kemungkinan menggunakan rekayasa etilen rendah,” kata Witjaksono.
Kepala Subbagian Jasa dan Informasi Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor LIPI Sofi Mursidawati mengatakan, ide pengawetan muncul empat tahun lalu. Namun, dana untuk pengawetan tidak pernah diajukan kepada pemerintah karena sangat mahal.
Sofi mengatakan, bunga bangkai yang mekar pekan lalu diawetkan dengan cara dipotong jadi tiga bagian selanjutnya disimpan dalam jeli silika dengan bobot total jadi 2.000 kilogram.
Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor LIPI Mustaid Siregar mengatakan, bunga bangkai diberangkatkan ke Korea Selatan Selasa lalu untuk dipamerkan 27 April-12 Mei di Goyang, Korea Selatan. Selanjutnya akan dipamerkan ke sejumlah kota lain. Biaya pengawetan dan pengiriman kembali ke Indonesia sekitar Rp 1 miliar, semuanya ditangung Korea Selatan. (NAW)
Selamat belajar!
Sumber :Kompas Cetak



0 komentar:
Posting Komentar